Laman

Kamis, 05 November 2015

*Menjelajahi Gang Doli*

 Surabaya,4 November 2015


Assalamualaikum Sahabat........
Kali ini ufa akan menceritakan tentang perjalanan ufa ke Gang Dolly. Simak ya Ceritanya!!!.


 
Hasil gambar untuk gang doli

Dag..dig..dug jantungku berdetak. Gelisah memikirkan tugas yg aku terima dari pimpinan redaksi majalah Sahabat. Aku mendapatkan tugas reportase di Gang Dolly. Tempat yg sangat terkenal prostitusinya. Itu dulu tp sekarang sudah tidak lagi setelah ada penutupan yg dilakukan oleh Tri Risma Harini wali kota surabaya.

Biasanya setiap dapat tugas dari pimred aku langsung berangkat dan hari itu juga aku selesaikan membuat rubriknya. Namun kali ini aku benar-benar membutuhkan teman untuk menemani ku reportase di Gang Dolly. Sampai ku tunda dua hari pun. Tak kudapatkan seorang teman yg bisa menemaniku.

Ku cari temen dari komunitas Sahabat Muda. Namun mereka sibuk dengan job desk masing-masing.
Bismillah, ku mantapkan niat ku dan yakin Allah pasti akan melindungi ku. Aku berangkat naik bus kota arah ke Pasar Turi. Aku turun di pasar burung fly ofer pasar kembang. Karena baru pertama kali ini aku ke dolly dan aku tak tau harus kemana kaki ini melangkah. Ku putuskan untuk bertanya sama tukang sapu jalanan. Saat aku bertanya tiba2 ada bpk tukang becak menawarkan untuk mengantarkan ku ke dolly. Aku adalah orang yg susah menolak tawaran orang. Jd aku ambil tawaran itu. 

Sesampainya di Masjid At-Taubah Dolly ku tanya orang siapa pengurus masjid tsb. Ku diarahkan ke rumahnya Abah Petruk. Namun yang kutemui istri dan cucunya. Katanya abah petruk lagi ke kapolsek mengurus skck karena anaknya mau pindahan rumah. "Kayaknya aku kesini gk tepat waktunya" gumam ku. Akhirnya ku putuskan berkeliling di daerah kampung dolly tsb. 

Ku lihat kanan kiri berjejer-jejer wisma yg dulu tempat transaksi prostitusi. Kuberikan senyuman pada setiap orang yg tak sengaja kutemui di kampung tsb. Dan merekapun membalas senyuman. Namun pandangan mereka beda terhadap ku. Mungkin mereka tahu kalau aku orang asing yg datang untuk mengadakan penelitian disitu. Namun ku pura-pura tidak tahu. 

Ku lanjutkan perjalanan ku. Ku bertemu bapak2 disitu ku ngobrol sebentar seputar kampung tsb. Namun bpknya kurang tahu ttg dolly cz sering kerja di kota lain. Ku bertanya tentang belajar jahit di kampung tersebut yg diadakan oleh pemerintah. Bapaknya baik banget mau mengantarkan ku ke tempat produksi sandal dan sepatu yang didirikan sebagai aktifitas baru orang dolly.

Sambutan mereka sangat baik. Kulihat mereka sibuk membuat sepatu bola dan sandal kulit. Namun tiba2 petugasnya dtg secara halus dia mengusir ku cz ternyata masuk tempat tersebut harus minta ijin terlebih dahulu sama pak lurah kampung dukuh. Akhirnya aku keluar dan melanjutkan penjelajahan ku. Kulihat ada ibu2 yg sedang membersihkan wisma Madona. Memang terlihat sangat kotor sekali sudah setahun lebih tdk dipakai dan baru kali ini dibersihkan karena mau dialih fungsikan menjadi Ruko.
Hasil gambar untuk wisma madona

"Permisi Bu, boleh saya ambil gambar wisma ini?" tanya ku. "ya mbak silahkan" Jawabnya. setelah ku puas ambil gambar, aku bincang-bincang sama ibunya. Ibu yang saya temui di Wisma madona itu adalah yang biasa membantu para PSK dan Mucikari. membantu dalam hal jasa untuk membelikan makanan, jasa ojek, jasa cuci, membersihkan Wisma yang ditempati. dia merupakan salah satu orang yang kontra dengan tutupnya dolly. karena penghasilannya sekarang menurun, sudah mengajukan modal usaha melalui pak Rt tapi dari dulu cuma di data belum terealisasi.

Aku penasaran dengan wisma berlantai dua ini. Dan seakan-akan ibu tsb mengetahui apa keinginan ku. "kalau mau lihat-lihat gak papa mbk silahkan, kelantai dua juga gak papa" kata ibu tsb sambil menyapu. "iyya bu" dengan senang hati ku jawab. ku berkeliling menjelajahi wisma madona. saat aku masuk di ruangan depan sebelah kanan meja administrasi dan meja bar pemesanan minuman setan. dan di temboknya tertulis sangat jelas misuh yang ditujukan kepada Ibu Wali kota. Ruang Depan Sebelah kanan tertata kursi-kursi merah yang dulunya digunakan untuk memajang para PSK agar pelanggan mudah memilih dari kaca luar. 

Ku beralih ke ruang belakang berjejer-jejer kamar. Di dalam kamar, banyak gambar-gambar porno dan tulisan-tulisan yang membuat aku risih membacanya. saat aku asyik melihat kamar tiba-tiba ada laki-laki paruh baya tanpa baju dengan tato di lengan sebelah kirinya. Aku sedikit merasa takut, lalu ibu nya bilang "ini suami saya mbak, dia yang tahu betul seluk beluk dolly". dengan rasa was-was aku melanjutkan penjelajahan ku ke lantai dua. di lantai dua merupakan kamar VIP ada Fasilitas karaokenya. da beberapa kamar yang tertutup rapat, penasaran sebenarnya tapi kuurungkan niat ku untuk membukanya karena membutuhkan waktu lama untuk membukanya. selesai menjelajahi kamar atas ku putuskan untuk menyelesaikan penjelajahan di Wisma Madona ini. 

Saat aku mau turun tiba-tiba ada dua bapak-bapak yang naik ke atas aku takut, tapi ku berusaha menenangkan diri ku. Tidak tau kenapa di Wisma itu bayangan ku kacau balau. bbapaknya bilang "sini lho mbak lihat sini" hmmm aku mencari-cari alasan untuk menolaknya "Oh iya pak sudah saya jelajahi semuanya" dengan terburu-buru aku turun dan keluar dari wisma tsb. Sedikit lega rasanya bisa keluar dari Wisma dengan selamat.

Aku putuskan untuk makan siang di warung sebelah wisma Madona karena kebetulan perutku sudah karnavalan. Saat aku makan ada wartawan dari koran Republika berbincang-bincang sebentar dan akhirnya aku diarahkan ke Abah Ghozali Abdi. di Abah Ghozali aku bincang-bincang mengenai generasi Qur'ani di kampung Dolly. Abah Ghozali ini termasuk orang yang Pro dengan tutupnya dolly. "Saya baru merasakan kalua kampung ini seutuhnya kampung saya setelah Dolly di tutup" paparnya. "dulu setip habis maghrib tidak bisa melewati gang dolly jadi kalau mau pulang kerumah harus muteri jalan" tambahnya

kegiatan masyarakat kampung Dukuh, sama dengan kampung-kampung lain. Ada Masjid, ada TPA, TPQ dan ada kegiatan warga seperti tahlilan dan dziba'an. karena adanya tempat prostitusi di gang dolly, Citra kampung Dukuh jadi ikut tercemar dan jelek dimata orang. Para PSKnya juga tidak ada yang berasal dari kampungnya sendiri, semuanya dari luar kota, luar pulau. " Kalu masalah kehilangan pekerjaan si tidak semua orang kampung sini kehilangan mata pencaharian, karena dari dulu masyarakat sini juga banyak yang bekerja di luar, hanya beberapa saja yang kehilangan seperti PKL, Tukang cuci sama makelar-makelarnya".

"Namun adanya Dolly juga membawa manfaat buat kampung sini karena setelah dolly di tutup banyak kegiatan-kegiatan dari pemerintah seperti menjahit, dan banyak wisma yang dibeli sama pemerintah untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat". Tutupnya. *(Ufa)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar