Laman

Kamis, 19 November 2015

*Generasi Qur'ani Dolly*

Generasi Qur'ani Pasca Pembubaran Dolly

 

 

 

 

Bicara  Wisata Malam, jadi teringat wisata malam yang ada di Surabaya dan merupakan wisata malam terbesar se-Asia Tenggara yaitu Gang Dolly, di Gang dolly banyak sekali aquarium. Kalau biasanya Aquarium identik dengan ikan, namun disini berbeda. Aquarium-aquarium di dolly berisi wanita-wanita cantik dan seksi tapi itu dulu. Semenjak aquarium dolly ditutup oleh Wali kota Surabaya, Ibu Tri Rismaharini pada tanggal 18 Juni 2014 Gang Dolly menjelma menjadi tempat-tempat pelatihan yang dibuat pemerintah dalam rangka pemberdayaan masyarakat pasca penutupan Aquarium tersebut. 


Sebagai lokalisasi besar di Indonesia yang sudah beroperasi cukup lama, Dolly tentu menuai banyak pro kontra. Bagi kalangan kontra penutupan dolly memiliki alasan yang sebagian besar bermotif ekonomi karena banyak warga yang menggantungkan hidupnya di sekitar tempat itu. Seperti Salon, ojek, Taksi, tempat penginapan, Laundry, warung dan lain sebagainya. Sementara itu bagi kalangan pro penutupan dolly tentu punya alasan religius yang ingin kehidupan di Dolly lebih sehat dari penyakit social tersebut, serta untuk menyelamatkan para generasi muda di daerah tersebut. 


Generasi Qur’ani Pasca Penutupan 


Kegiatan anak-anak gang dolly tidak jauh beda dengan anak-anak muslim lain yaitu sekolah, bermain dan mengaji. Karena belum tersedianya TPQ (Taman Pendidikan Qur’an) di daerah tersebut maka para orang tua menitipkan anaknya di Islamic Center Dukuh Kupang dan TPQ lain untuk belajar membaca Al-Quran, belajar tata cara sholat dan belajar menghafal doa-doa. “sebenarnya dulu banyak sekali anak-anak yang belajar ngaji di Masjid At-Taubah dan santrinya mencapai 200 anak, namun vakum 2 tahun karena adanya perselisihan” Kata Abah Ghozali salah satu tokoh agama gang Dolly.
Pada bulan desember 2014 barulah berdiri lagi TPQ Darut Taubah. TPQ Darut Taubah merupakan TPQ binaan Komunitas Gerakan Melukis Harapan (GMH) yang berlokasi di Masjid At-Taubah kupang gunung VII B / 41 Surabaya yang berada di gang dolly. Sebelum memulai belajar mengaji mereka berdoa bersama kemudian salah satu pengajarnya menceritakan kisah-kisah inspirasi kepada para santri dan dilanjutkan masuk ke kelas masing-masing. 


Pada peringatan tahun baru islam, TPQ Darut-Taubah ikut berpartisipasi dengan program kreatif berupa pawai muharram. Kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan TPQ Darut Taubah kepada masyarakat eks lokalisasi dolly dengan harapan dapat mendapatkan tambahan santri. Pawai muharram ini juga diliput oleh media lokal dan nasional, tersiarnya kabar melalui media lokal dan nasional sangat membantu untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat bahwa dolly yang kesannya sangat dekat dengan aktivitas prostitusi memiliki masjid dengan aktivitas islamnya. Pawai muharram juga sebagai bukti kecil aktivitas islami yang terjadi di dolly. Ini salah satu perubahan yang terjadi di dolly pasca penutupan lokalisasi dolly. 

 


Selain TPQ Darut Taubah di sekitar lokalisasi itu ternyata ada tempat belajar ngaji buat anak-anak yaitu TPQ Bustanus Sholawa, tempatnya yang berada di rumah sehingga tidak mudah di temui oleh para pendatang. TPQ ini berdiri sejak tahun 1989 oleh perjuangan Ustadz Nur Afidi(Alm) bersama sang istri ibu Suwarni. Sebelum berdirinya TPQ, halangan dan rintangan dalam berdakwah dialami mereka. “ dulu sering pindah sana, pindah sini diusir oleh orang-orang yang tidak suka sama bapak tapi bapak tidak menyerah apa lagi santrinya selalu mengikuti kemana perginya bapak, itu yang menjadi penyemangat bapak untuk terus berdakwah.” Papar mbak Pipit. 


Sangking banyaknya anak yang belajar disitu, akhirnya ustadz Afidi bersama istrinya memutuskan untuk mendirikan TPQ dengan membangun rumahnya menjadi dua lantai, dan lantai atas dijadikan sebagai TPQnya. Sekarang perjuangan itu dilanjutkan oleh kedua anaknya yaitu Siti Fitrotul Falahah (mbk Pipit ) dan kakaknya Ahmad Istiqomah (mas Qoma). Kekeluargaan di TPQ Bustanus sholawa sangat erat sekali. Walaupun sudah lulus dari TPQ itu, sudah berkeluarga serta memiliki anak, namun santrinya tetap saja masih ada yang menimba ilmu di situ seminggu sekali setiap hari jumat sore. Belum lama ini santri TPQ Bustanus Sholawa memenangkan lomba Nasyid TPQ se-Surabaya. Ini adalah satu kebanggaan dan akan menunjukkan kepada masyarakat luar bahwa kampung dolly ini memiliki generasi Qur’ani yang akan membawa kampung ini lebih baik. 

Generasi Dolly

 

Kegiatan Warga Dolly


Penulis : Zulfa Arifiyah

FB       : Zulfa Arifiyah (arifia_dewi@yahoo.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar