Laman

Minggu, 18 Oktober 2015

sedekah Lebih Berkah

Surabaya,18 Oktober 2015

SEDEKAH LEBIH BERKAH

Tidak akan pernah berkurang harta yang disedekahkan kecuali ia bertambah...bertambah...bertambah...”(HR.Al Tirmidzi)

Hadits tersebut benar adanya karena aku alami sendiri. Dahulu aku selalu merasa kurang, baru beberapa hari dapet kiriman, kok dompet sudah kosong, coba lihat di ATM ternyata juga zonk, Terpaksa harus cari pinjaman untuk pengganjal perut. Sampai aku bela-belain kerja untuk melunasi pinjaman dan mencukupi kebutuhan hari-hari ku. Anehnya walaupun aku kerja tapi masih saja merasa kurang... kurang... dan kurang.

Makan satu bungkus berdua sering aku lakukan, bukan karena so sweet tapi untuk menghemat duit. Makan satu bungkus buat dua kalipun sering aku alami demi meminimalisir pengeluaran tiap hari. Pernah sampai temen yang biasa saya pinjem uangnya sama-sama kehabisan uang, belum dapat kiriman dari orang tua. Untungnya temen ku baik banget, uang yang aku pinjem  tidak dia tagih. Coba bayangkan kalau dia menagih utang ku??? Hmmm...... Harus gali lubang lagi untuk menutupi lubang sebelumnya.

Perut ku terasa perih, kepala ku pusing, itu yang aku rasakan jika terlambat makan. Namun aku selalu percaya, jika Allah masih memberikan kesempatan untuk aku hidup lebih lama di dunia ini, Allah pasti akan memberi rejeki buat ku. Baru beberapa menit tersirat dalam hati ku, tiba-tiba saudara temen satu kamar ku datang dan dia mengajak kita berdua makan di luar. Sungguh luar biasa rahmat Allah pada hambanya.
Namun itu masalaluku. Biarlah masalalu jadi sejarah. Sekarang alhamdulilah kehidupan ku  ini cukup. Bebas dari hutang, Perut kenyang, pikiran jadi tenang, galau jadi hilang dan hidup ku jadi senang. Kok bisa? Kirimannya bertambah banyak ya? Tidak. Ngepet ya? Tidak juga. Iseng-iseng berhadiah? Nggak tu. Terus kenapa dong???....
Mau tau banget ya ahahay.....

Semua karena sedekah. Sudah lima bulan lebih aku mewajibkan diriku sendiri untuk bersedekah tiap hari. Ini berawal dari mengikuti workshop Social Enterpreneur di Gedung Graha Pena Surabaya. Selesai workshop panitia workshop menawarkan para peserta untuk gabung di komunitas Sahabat Muda yaitu komunitas Peduli dan Mandiri. Di komunitas itulah saya dilatih untuk menerapkan 8 karakter yang salah satunya adalah sedekah. Semenjak itu aku bersedekah sesuai kemampuan ku. Berhubung uang ku pas-pasan terkadang aku sedekah dengan membantu ibu kos menyapu sekitar kos-kosan, membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan tanpa diminta, dan melakukan hal-hal positif  lainnya sebisa ku.

Pada suatu ketika tanpa disengaja aku membaca hadits yang isinya bahwa kita dianjurkan bersedekah dalam keadaan lapang maupun sempit. Hadits itu masuk kedalam hati ku yang terdalam, dari situlah aku mulai berprinsip harus menyisihkan uang ku minimal Rp.500,-/hari untuk bersedekah. Namun aq masih punya perasaan khawatir saat bersedekah. Aku bersedekah dilihat orang nggak ya? Ntar kalau kelihatan orang dikira sombong lagi. Terkadang itulah yang membuat ku membatalkan bersedekah.

Pada suatu ketika aku dapat tugas dari pimpinan redaksi majalah untuk liputan di daerah jombang dengan seorang peternak kambing. Dari liputan itu ada kata-kata yang menurut ku itu adalah petunjuk dari Allah buat ku. Peternak itu bilang “ Banyak sekali orang yang menggagalkan sedekahnya gara-gara takut dilihat orang dan dikira sombong karena sesungguhnya sifat was-was itu dari setan, sebenarnya itu adalah peluang baik bagi manusia tinggal kita luruskan niat saja saya niat bersedekah jika memang ada orang yang melihat saya bersedekah semoga orang tersebut meniru saya untuk bersedekah, jadi kita dapat double pahala. Pahala karena bersedekah dan pahala niat yang baik”. Kata-kata itu sungguh luar biasa berarti bagi ku, ternyata Allah menjawab pertanyaan ku melalui peternak kambing, bukan ustadz, bukan kyai apalagi ulama.

Alhamdulillah kehidupan ku sekarang lebih baik. Bisa jalan-jalan sama teman,beli make up (biasa cewek), bisa shoping juga walaupun harga yg murah-murah, namun tetap tidak meninggalkan sedekah. Aku merasakan tidak masuk akal, kok bisa ya??? Secara teori matematika seharusnya pengeluaran ku lebih besar karena dikurangi lagi untuk bersedekah. Namun inilah keisteimewaan bersedekah, harta jadi berkah hidup pun terasa indah. Allah berjanji Allah pasti akan Menepati. Subhanallah Thank’s to Allah. *(ufa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar