Laman

Minggu, 18 Oktober 2015

CurCol*SBBD*

Rabu, 25 februari 2015

Satu Bungkus Bagi Dua

Sekian lama aku bingung memikirkan bagaimana caranya aku tidak kelaparan dengan uang tiga ratus ribu setiap bulannya, sedangkan sekali makan dan minumnya saja di warung minimal sepuluh ribu. Belum biaya buat lain-lain. Buat beli perlengkapan nyuci, mandi, pulsa dan juga kebutuhan foto copy,ngenet atau ngeprint kalau ada tugas dari kampus.

Akhirnya aku memutuskan untuk makan sekali dalam sehari. Itupun masih belum mencukupi kebutuhan ku sehari-hari. Di tanggal tua terkadang aku pinjem sama temen sekamar ku sambil menanti kiriman lagi dari kakak ku. Karena semua biaya hidupku ditanggung sama kakak ku dari mulai uang bulanan makan tiga ratus ribu, bayar kos seratus lima puluh ribu dan spp perbulannya empat ratus lima puluh ribu.

Setelah beberapa bulan aku jalani makan sekali dalam sehari. Aku merasa perut ku sering sakit, kepala ku juga sering pusing, magh ku kambuh. Dari situ aku berfikir lagi. Kayaknya tidak mungkin aku bertahan dengan keadaan seperti ini. Aku juga harus menjaga kesehatan ku agar aktivitas ku juga tidak terganggu. Setelah berfikir, aku memutuskan untuk masak sama temen kamar ku. Memang makan ku tercukupi, tiga kali dalam sehari namun pengeluarannya sama saja buat beli berasnya, LPGnya, bumbu-bumbu masakannya,sayurannya juga dan malah menyita waktu ku lebih banyak, masaknyapun harus ngantri sama temen yang lain. Karena aku harus masak nasi dan lauk pauknya secara manual dan membutuhkan waktu tidak sedikit.

Sambil berfikir buat cari solusi, aku tetap jalani hari-hari biasa dengan makan dengan masak sendiri. Dan memikirkan buat nutupin utang ku selama ini yang kugunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Aku mencoba untuk mencari kerjaan seadanya di sekitar kosan ku. Aku kirim surat lamaran di toko swalayan, di warnet, di toko elektronik dan di stand minuman. Setelah beberapa hari di toko swalayan memanggil ku untuk interview namun aku tidak bisa hadir karena aku harus pulang kampung. Aku mendapatkan kabar kalau bapak ku jatuh dari pohon dan sekujur tubuhnya tidak bisa di gerakkan.

Setelah seminggu di kampung halaman, aku kembali ke surabaya dan kebetulan waktu aku lewat di depan toko swalayan yang waktu itu memanggil ku interview masih ada tulisan LOWONGAN KERJA BUAT KARYAWATI. Aku langsung sms ke pemilik tokonya buat memberikan kesempatan ke dua. Namun pemilik toko bilang sudah mendapatkan karyawati. Aku berfikir positif saja, yasudahlah mungkin bukan rejeki ku atau mungkin pemiliknya lupa buat melepas info lokernya.
Akhirnya aku berusaha lagi dengan mencari dan mengirim surat lamaran kerja di pasar surabaya. Ada yang langsung interview dan ada yang dititipin dulu. Berhubung toko tutupnya kebanyakan pukul 18.00 aku memutuskan untuk tidak bekerja disitu karena pukul 18.00 aku harus kuliah. Sedangkan perjalanan dari pasar ke tempat kos lumayan jauh apalagi jam segitu biasa macet. Daripada nanti kuliah ku keteteran aku memtuskan untuk tidak bekerja disitu. Aku ingat tujuan utama ku ke surabaya untuk menimba ilmu, buat kuliah.

Beberapa hari kemudian aku mendapatkan sms dari pemilik stand minuman untuk bekerja di tempatnya namun hanya 3 hari kerja. Aku sempet mau menolaknya karena aku membutuhkan uang tersebut kalo kerjanya Cuma tiga hari dalam seminggu masih kurang. Aku berfikir lagi tapi lumayanlah setidaknya buat penambahan pemasukan katanya juga buat sementara. Setelah kurang lebih satu minggu aku bekerja di stand minuman banyak yang telp dan sms buat interview sempat tergiur si tapi aku sudah memutuskan buat kerja disini. Ku anggap ini sebagai cobaan ku saja. Setelah aku bekerja walaupun tiga kali dalam seminggu akhirnya aku dapat menutupi hutang ku. (lho.... lho.... malah curhat masalah kerja ahahah kita kembali ke topik awal ya masalah satu bungkus bagi dua)

Sepulang ku dari liburan ke kampung halaman keadaan ku sudah tidak bekerja lagi dan aku harus tetap melanjutkan kehidupan ku dan mulai memikirkan bagaimana caranya aku bisa makan teratur tapi tidak pinjam sana sini lagi???? Aku mendapatkan ide, jadi sehari saya beli makan sekali tapi buat makan dua kali kadang buat makan tiga kali sehari. (satu bungkus dibagi dua)

Setiap pagi aku pergi ke warung buat beli nasi lauknya di pisah agar tidak basi dan mudah membaginya. Dengan uang delapan ribu aku bisa makan dua sampai tiga kali sehari. Dan sisa uang dua ribu buat beli air isi ulang biasa yang murah tujuh ribu dapat satu galon. Sebagian buat memenuhi kebutuhan ku yang lain. Awalnya lauknya monoton yaitu soto tiap hari, aku mulai bosan harus ada variasi.

Sekarang ada beberapa menu yang menjadi andalan ku. Yang pertama soto tadi, yang ke dua tempe penyet yang murah hehehe ketiga bakso tapi aku Cuma beli somaynya sama tahunya terus dikasih kuah  pake lontong juga. Sempet aku punya langganan yang murah banget dan lauknya juga macem-macem banyak pilihan. Namun sayangnya jauh banget. Dulu sering aku beli disana dengan sepeda ontel.

Sekarang sepeda ontel ku rusak dan belum bisa benerin.
Dan ini sudah berjalan hampir tiga minggu dan aku merasa lebih tenang walaupun sudah tidak bekerja tapi aku bisa makan dua kali sehari dengan nasi satu bungkus bagi dua. Dan keadaan ku alhamdulilah baik-baik saja perut ku juga tidak bermasalah lagi. Serta sudah tidak bingung buat bayar hutang lagi. Mungkin ini yang disebut berkah dari Allah walaupun sedikit tapi cukup. Semoga aku bisa menjadi insan yang selalu mensyukuri nikmat pemberian Allah. *(Ufa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar