Laman

Kamis, 07 Januari 2016

APA YANG ADA DIPIKIRAN KITA, AKAN TERJADI PADA DIRI KITA

APA YANG ADA DIPIKIRAN KITA, AKAN TERJADI PADA DIRI KITA

Tidak tau kenapa setiap kali aku naik sepeda motor selalu terlintas hal negative akan terjadi pada ku, membayangkan kecelakaan tragis terjadi pada diri ku. Saat menyalip truk, aku membayangkan kalau aku jatuh kemudian terlindas truk, saat aku berjejeran dengan bus kota, terlintas dalam pikiran ku bus tersebut akan rating bersamaan aku mau menyalip dan akan terjadi kecelakaan,  saat aku menyebrang bayangan ku, akan ada pengendara sepeda motor lain menyalip kemudian aku tersrempet sepedanya dan jatuh. Astaghfirullah Haladzim, Naudzubillah mindalik.

Jam menunjukkan pukul 9.53 WIB. Aku berpamitan kepada salah satu relawan komunitas ku “ Mbk Ainun aku keluar bentar ya, mau ke kampus minta surat pengantar penelitian skripsi, saya usahakan sebelum dzuhur udah balik. Sambil nunggu mbk Aisyah sampean baca-baca dulu diperpustakaan”. Setelah mbk ainun mengiyakan aku langsung turun dan tak lupa berpamitan pada Bu Rina Admin di Lembaga kami. Ambil kunci sepeda motor di laci dan langsung aq starter sepeda motor ku.

Tiba-tiba pinggang dan punggung ku terasa sakit padahal tidak terjadi apapun, dan aku ingat STNK nya ketinggalan, aku turun dari sepeda langsung masuk kembali sambil memegang pinggang ku yang sakit dan terasa gak enak tapi aku paksakan karena aku harus segera melaksanakan penelitian agar skripsi ku segera selesai.

“Zulfa kamu kenapa?” kata bu Rina heran melihat ku memegangi pinggang ku yang sakit. “Gk tau bu tiba-tiba pinggang ku sakit padahal gk kenapa-kenapa”. Setelah STNK ku dapatkan aku langsung cuzz menuju kampus. Selain meminta surat pengantar penelitian, rencana aku akan membayar SPP dan mengambil kartu ujian juga.

Sesampainya di jalan kembar setelah penyebrangan yang pertama mau belok ke penyebrangan kedua, tiba-tiba aku merasa ada yang menabrak body belakang sepeda motor ku sebelah kanan. Entah bagaimana kejadiannya aku gk sadar, yang aku ingat posisiku duduk, dan sepeda motor ku sudah tergeletak  ke kanan dan kedua kaki ku berada di bawah sepeda motor “ Ayo mbak saya bantu berdiri “ kata salah satu orang yang sedang mengerumuni ku. Aku mencoba berdiri menarik kaki sebelah kanan tidak ada masalah namun saat aku menarik kaki sebelah kiri ku tiba-tiba aku melihat luka yg begitu mengerikan. Kaki ku berlumuran darah,  darahnyapun terus mengalir dan mengotori tangan, sepatu serta tas ku.

Dalam diam aku berkata “Lho…. Kaki ku kenapa ini??” aku heran sendiri melihat luka kaki ku. Aku menarik kaki kiri ku dan berusaha berdiri namun ku tak kuasa. Awalnya bapak yang mau membantu aku berdiri tidak melihat luka di kaki ku setelah aku bilang  “kaki ku sakit pak” sontak bapak tersebut berkata “ya Allah mbk kaki mu” dia langsung membopong ku ke pinggir jalan raya tiba-tiba ada orang naik mobil dan berhenti “ kenapa pak, kecelakaan ya? Ayo saya bantu bawa ke Rumah sakit”. Aku dibawa ke rumah sakit dengan didampingi mas yang menabrak ku. Sepeda motor ku dan sepeda orang yang menabrak ku di amankan oleh warga setempat.

Sesampainya dirumah sakit,  aku  lupa mengucapkan terimakasih kepada bapak dan ibu yang mengantar ku. Aku hanya focus pada kaki ku. Aku dibawa ke UGD dengan kursi roda dan ditangani oleh dua perawat disitu. Sedangkan Mas yang menabrak ku langsung sibuk mencari penjual air minum dan memberikan kepada ku, setelah itu dia sibuk menelpone, gk tau siapa yg ditelpohene mungkin kantor tempat ia bekerja. Lukaku dibersihkan karena ada debu yang masuk, sakit rasanya, perih banget apalagi saat dikasih obat luka (gak tau namanya) semacam betadine terasa perih banget sampai-sampai seluruh tubuh ikut merasakan sakit.  Aku tidak tahan dengan rasa sakitnya dan aku teriak.

“Mbak kakinya dijahit ya” kata laki-laki bertubuh sedikit gemuk yang menangani ku, “harus dijahit ya?” timpal ku. “ Iyya mbk liatten ta, luka mu parah gitu” jawabnya lagi. Aku nurut saja sama perawat yang menangani ku itu, demi kesembuhan ku. Sebelum proses penjahitan mz yang menabrak ku mendaftar terlebih dahulu dengan membawa KTP ku, aku menandatangani surat persetujuan, gk tau gimana isi surat itu yang ku tahu itu surat persetujuan sebelum kaki ku di jahit. Gak sempet aku baca karena aq tergesa-gesa pengen segera ditangani dan sembuh.

Kaki ku disuntik kurang lebih 5x suntikan dan rasanya suaakitt banget padahal kalau aku sakit aku biasa suntik tapi rasa sakit yang ini berbeda terasa 100x lipat lebih sakit . Kemudian kaki ku langsung di jahit aku melihat peralatannya ada banyak gunting dan benang hitam. Awalnya si tidak terasa sakit Cuma terasa ditarik-tarik tapi dua jahitan terakhir aku nangis dan berteriak karena merasakan sakitnya yang luar biasa, mungkin karena perawatnya kurang merata waktu suntik bius kaki ku. “Tahan mbk tinggal dua” kata perawat perempuan. Selesai jahit aku keruangan dokter meminta resep obat.

“Mbak sampean duduk disini, itu kursi buat Dokter” kata perawat. “Oh iyya, maaf mbk” jawab ku.  Ahahay pengen ketawa kalau keinget kejadian itu. Kok bisa ya? Mungkin Masih ling lung dan gemeter karena kejadian yang  aku alami. Setelah urusan dengan dokter selesai aku duduk di ruang tunggu, sambil menunggu Mas yang menabrak ku menukarkan resep obat dari dokter.

Selesai sudah urusan di Rumah sakit. Dengan diantar oleh becak aku dan Mas yang menabrak ku ke rumah salah satu warga dimana sepeda ku dititipkan. Disitu ada bapak yang membopong ku, dia menanyakan kondisi ku dan dia berkata “Mbk mintao no telp sama alamatnya Mas itu nanti kalau ada apa-apa sampean hubungi lagi”. Dengan tersenyum aku merespon perkataan bapak itu.“Gak perlu pak, saya udah gak papa kok besok juga sembuh”.

Disitu saya ngobrol-ngobrol, bercanda bersama 2 bapak yang menolongku dan mas yang menabrak ku. Namun masnya dari setelah menabrak ku lebih banyak diam, mungkin shock juga atau emang asli pendiam. Baru ngomong kalau ditanya, bahkan minta maaf ke aku yang ditabrak aja gk. Tapi gak ku jadikan permasalahan. Namanya aja kecelakaan pasti masnya juga gak sengaja menabrak ku apalagi kita sama-sama gk kenal dan masnya juga sudah bertanggung jawab. Jadi gak perlu ada yang diribetkan.

“Saya sudah Gak papa kok mas, sampean tinggal aja gpp” Kata ku. “iya tinggal aja mas, biar mbaknya istirahat disini dulu kayaknya masih keliatan gemeter” tambah bapak yg membopong ku. Gak papa saya juga lagi nunggu temen kok” jawab mas tsb. Dan kita melanjutkan canda tawa kita bercerita tentang kejadian sebelumnya.

Akhirnya pikiran negative yang sering muncul dipikiran ku terjadi juga. ahahay gk tau aku harus bilang apa? Yang pasti Sakit rasanya, setidaknya aku pernah merasakan, semoga ini yang pertama dan terakhir Amiin.

Terimakasih buat bapak yang sudah membopong, mengamankan sepeda dan barang-barang ku, terimakasih buat keluarga yang sudah menolong membawa ku ke Rumah sakit, dan terimakasih juga buat mas yang menabrak ku. Biarkan Allah yang akan membalas kebaikan kalian. Semoga kejadian ini bisa jadi pelajaran buat pembaca dan penulis khususnya.

Anda pernah mengalami seperti yang saya alami?
Anda pernah berpikiran negative seperti apa yang saya pikirkan?
Anda memiliki teman atau saudara yang mengalami kejadian seperti yang terjadi pada saya?
Anda Tahu solusi tentang apa yang sebenarnya terjadi pada saya?
Silahkan bisa Share dan koment disini, Insya Allah akan bermanfaat. Terimakasih : D

Kamis,7 Januari 2016
At 9;48 PM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar